Jumat, 22 Januari 2016

Membangun Indonesia Dari Desa

Catatan Sukses HM.Sofhian Mile

Pada pertengahan 2011, jauh sebelum konsep pembangunan dari pinggiran digagas oleh Presiden Republik Indonesia Ir.Joko Widodo, yang terpilih pada Pemilihan Umum tahun 2014. Khususnya NAWACITA Ketiga, yaitu “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa”. Sebelumnya Bupati Kabupaten Banggai HM.Sofhian Mile telah mengumandangkan suatu gagasan melalui VISI-MISI:” Membangun Banggai Dari Desa”. 

Sungguh tidak ada yang menyangka, empat tahun kemudian gagasan ini menjadi isu sentral nasional. Dimana-mana, tidak hanya dipusat-pusat kekuasaan, tetapi meja-meja diskusi kelompok pemerhati pembangunan, melirik desa sebagai “episentrum” pembangunan masa depan.

Asumsi Sofhian Mile benar, bahwa di atas 75 persen sumber daya yang menggerakan Bangsa ini disuplay atau dihasilkan dari perdesaan. Tetapi sekian tahun lamanya, desa menjadi kantong terisolasi tidak pernah dilirik, jauh dari hinggar-bingar konsentrasi pembangunan. Sebaliknya, bertumpuklah segala jasa di perkotaan akibat magnet moderenitas yang dipusatkan diperkotaan. Secara telanjang menawarkan berbagai macam “godaan” bagi khususnya pemuda desa untuk lari dan berjudi nasib di perkotaan. Tinggallah desa menjadi kampung sunyi yang bahkan kerap menjadi sasaran program “kasihan” atau lips services. Menjauhkan substansi desa dari kenyataan yang sesungguhnya. 

Pria kelahiran Luwuk 15 Agustus 1958, dengan segala pengalaman yang dimilikinya selama tiga periode menjadi anggota DPR-RI. Ia berkeyakinan kuat bahwa ketika desa diberdayakan, maka kemandirian menuju sejahtera bagi penduduk perdesaan dapat diwujudkan. Pikira-pikiran HM.Sofhian Mile diterjemahkan lewat kebijakan affirmatif bagi pendudukan perdesaan. Selama menjadi bupati dari tahun 2011, pembangunan sarana transportasi perdesaan, infrastruktur pertanian, dan akses terhadap pasar hasil-hasil pertanian menjadi kebijakan prioritas.

Prestasi-prestasi

Berikut ini beberapa prestasi HM.Sofhian Mile yang mendorong atau telah menciptakan perubahan signifikan, baik dari sisi pertumbuhan ekonomi maupun pada bidang pelayanan publik di Kabupaten Banggai .

1.      Akuntabilitas Publik
Salah satu bukti kesuksesan Sofhian Mile, ketika mendapatkan penghargaan sebagai Bupati yang sukses mengantarkan Kabupaten Banggai meraih juara 1 Pelayanan Publik Se Indonesia (Nasional). Penghargaan ini diterima sebagai apresiasi terhadap keberhasilan Sofhian Mile melakukan serangkaian kegiatan "pendisiplinan" tata kelola keuangan dan pelayanan publik. Keberhasilan ini menandai suatu praktik akuntabilitas pengelolaan anggaran daerah lebih efisien dan efektif, baik dalam lapangan penyelenggaraan pemerintahan maupun pembangunan.

1. Tahun 2013 Bapak Sofhian Mile menerima penghargaan dari Menteri Sosial dinyatakan sebagai Daerah Peduli Masalah Sosial;
2. Tahun 2014 Bapak Sofhian Mile menerima penghargaan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI karena meraih gelar WTP (Wajar tanpa pengecualian);
3. Tahun 2015 Bapak Sofhian Mile kembali menerima penghargaan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI karena menerima gelar WTP (Wajar Tanpa Pengecualian);
4. Pada tanggal 21 Oktober 2015, pemerintah Kabupaten Banggai yang dipimpin oleh Sofhian Mile kembali mendapatkan penghargaan. Kali ini, Menteri Keuangan memberikan penghargaan pelaporan keuangan terbaik dengan standar tertinggi keuangan pemerintah pada Pemda Banggai.  Pemberian penghargaan ini berlangsung di Jakarta yang diterima langsung oleh Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah yang mewakili Sofhian Mile selaku bupati Banggai.

2.     Kemajuan Ekonomi
Data-data kemajuan ekonomi dapat dilihat paling tidak, dari empat (4) indikator (data, BPS, 2014) statistik berikut ini:

1.       Pada penghujung tahun 2014, laju pertumbuhan ekonomi Banggai telah mencapai 16,9 persen, jauh di atas kabupaten lainnya di Sulawesi tengah; diikuti Kabupaten Morowali dengan laju pertumbuhan 15,36 persen, disusul Kabupaten Morowali Utara 14,61 persen, Kota Palu 9,96 persen, Kabupaten Donggala 9,04 persen, Kabupaten Toli-Toli 9,04 persen, Kabupaten Banggai Kepulauan 8,73 persen, Kabupaten Banggai Laut 8,5 persen, Kabupaten Poso 8,44 persen, Kabupaten Buol 8,14 persen, Kabupaten Sigi 7,96 persen, Kabupaten Parimo 7,83 persen;
2.      Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai selama dipimpin Sofhian Mile mengalami grafik trand pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Misalnya, pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi KabuPaten Banggai mencapai angka 17, 67 persen, lebih cepat bila dibandingkan dengancapaian pada tahun 2012, yaitu sebanyak 16,59 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahun 2009 mencapai angka 9,21 persen naik menjadi 12,74 persen pada tahun 2010 dan pada tahun 2011, telah mencapai 14,64 persen. Angka tersebut terus meningkat hingga mencapai angka 17,67 persen pada tahun 2013;
3.      Laju inflasi daerah yang menurut data pada tabel di atas menunjukkan bahwa laju inflasi daerah Kabupaten Banggai dari tahun ke tahun terus meningkat walaupun peningkatannya cukup kecil seperti pada tahun 2009beradapada angka 7,28 persen kemudian pada tahun berikutnya meningkat menjadi 7,70 persen dan pada tahun 2011 telah hanya pada angka 7,94 persen dan pada tahun 2012 angkanya meningkat lagi walau hanya mencapai angka 8,19 persen;
4.      Pertumbuhan Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) Perkapita mengalami peningkatan cukup besar yakni pada tahun 2009 hanya pada angka 7,48  persen kemudian meningkat secara signifikan menjadi 13,59 persen pada tahun 2012 dan meningkat lagi menjadi 14,12 persen pada tahun 2013. Dengan demikian, pertumbuhan PDRB Perkapita daerah Kabupaten Banggai dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan hingga mendekati 100 persen. 

Dasar pijak ekonomi makro Kabupaten Banggai tidak terlepas dari peran dan partisipasi masyarakat. Keberhasilan ini tentu saja diperoleh dari kerja keras, dan etos kerja yang tinggi, sehingga indikator-indikator perekonomian ini dapat dicapai hanya dalam waktu yang singkat, lima tahun. Tentu saja, keberhasilan ini memerlukan suatu tahapan lebih lanjut, yakni menyelaraskan pertumbuhan dengan agregasi ( perbandingan rata-rata) dengan tingkat realisasi distribusi kekayaan.

3.     Tata Kelola Kehutanan

Hasil kajian indeks tata kelola hutan 2014, yang diselenggarakan UNDP Indonesia dan UN-REDD Global Programme. Menempatkan Kabupaten Banggai sebagai daerah dengan indeks nilai tata kelola hutan tertinggi, yaitu 39, dan Kabupaten Morowali mendapatkan nilai 35 menduduki nomor urut ketiga tertinggi secara nasional. Model cek silang yang dipergunakan sebagai metode dalam kajian ini. Ditemukan sejumlah keunggulan pengeloaan tata kelola hutan dan lahan Kabupaten Banggai, secara periodik, dan agregasi, memiliki nilai lebih tingggi dibanding daerah lain di Indonesia.

Kajian ini mengukur 4 (empat) aspek penting; 1. Kepastian Hukum; Keadilan Atas Sumber Daya Hutan; Transparansi Pengelolaan Hutan; dan Kapasitas Penegakan Hukum. Salah satu kemajuan tata kelola hutan Kabupaten Banggai adalah pada bidang penyusunan rencana tata kelola lahan dan hutan. Pemerintah Kabupaten Banggai di bawah kepemimpinan Sofhian Mile sebagai bupati, telah mengatur penyusunan satu peta (one map) untuk semua perizinan berbasis lahan meski tidak dilakukan secara spesifk. Kebijakan pengelolaan hutan dan lahan berbasis satu peta memudahkan proses penyelesaian klaim dan sengketa tata kelola.

Selain itu, sepanjang menjabat sebagai Bupati, Sofhian Mile juga menekan laju deforestasi dengan menghentikan penerbitan izin-izin baru. Terutama, pada pengajuan penambahan konsesi untuk konversi hutan menjadi konsesi perkebunan skala besar atau kegiatan ekstraktif lainnya, berbasis ketersediaan lahan yang luas.

4.     Penghargaan Anugerah Desa Membangun Indonesia
HM.Sofhian Mile pada bulan Desember 2015, meraih penghargaan Anugerah Desa Membangun Indonesia dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. HM.Sofhian Mile menyabet kategori peningkatan kapasitas pembangunan desa setelah pada tingkat Provinsi Sulawesi Tengah meraih tiga kategori sekaligus.
5.     Penghargaan Dari Presiden
Anugerah daerah berprestasi penerima DID itu akan diserahkan oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara, tanggal 14 Desember 2015.

6.     Penghargaan Tempo Award
Pemerintah H.M Sofhian Mile, Kabupaten Banggai kembali muncul menjadi nominator kategori kabupaten dalam pelayanan publik terbaik dalam versi anugerahTempo Award. Tempo Media Group menggandeng lembaga Frontier Survey diketahui merupakan lembaga yang sangat kredibel dan telah terbukti selama 20 tahun terakhir dalam hal membuat riset. Metode survey yang digunakan dalam Attractiveness Award tersebut yakni melihat kontribusi PDRB pada 508 kabupaten dan kota di Indonesia kemudian dikerucutkan menjadi 112 di kabupaten dan kota. Selanjutnya diseleksi kembali melalui empat indikator utama penilaian yakni investasi, infrastruktur, pariwisata dan pelayanan publik sehingga menghasilkan penghargaan terhadap kota terbaik. Survey ini dilakukan Tempo dan Frontier dengan melibatkan 9.296 responden yang terdiri atas 336 investor dan 8.960 suara publik.

7.      Rekor Muri
MURI telah memberikan penghargaan di Kabupaten Banggai seperti peserta makan singkong terbanyak dengan jumlah peserta 10. 279 orang di tahun 2010. Kemudian, Kabupaten Banggai adalah daerah kepulauan yang mendapat rekor Muri terkait penggunaan listrik pintar dengan persentase seratus persen wilayah Suluttenggo tahun 2012.

Kali ini, MURI memberikan penghargaan kepada Sofhian Mile dengan prestasi yang membanggakan yang tercatat oleh MURI yaitu pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia, APBD tertinggi di Sulawesi Tengah, dan penghargaan pelayanan pemerintahan terbaik bersertifikat international yang kredibel dan menjadikan Kabupaten Banggai dikenal di Indonesia.

Prestasi yang terbarukan dalam catatan MURI adalah tiga kali berturut-turut mendapat opini wajar tanpa pengecualian. Menurut MURI, hal ini adalah sebuah predikat tertinggi yang diberikan BPK-RI kepada Kabupaten Banggai.





1 komentar: