Rabu, 02 Desember 2015

9 Desember 2015: Perkuat Persatuan Hadang Kapitalis

KabarKobar-“Itulah kapitalisme-jang prakteknja kita bisa lihat di seluruh dunia. Itulah kapitalisme, jang ternjata menyebarkan kesengsaraan, kepapaan, balapan-tarif’, peperangan, kematian,-pendek kata menjebabkan rusaknja susunan dunia jang sekarang ini. Itulah kapitalisme jang melahirkan modern-imperialisme, jang membikin kita dan hampir seluruh bangsa-berwarna mendjadi rakjat jang tjilaka,”.


Demikian kesimpulan Ir.Soekarno tentang Kapitalisme yang ditulis dalam buku “Di Bawah Bendera Revolusi”. Soekarno sebagai pertama Repubik Indonesia sekaligus pendiri bangsa mengungkapkan karakter jahat di balik kapitalisme.

Lebih lanjut dalam penjelasan yang lain Soekarno menyebut dalam istilah ke-Indonesia-an bahwa kapitalisme itu” golongan serakah”. Mereka menguasai hajat hidup orang banyak mulai dari hulu-hilir, memeras keringat rakyat, menghisap darah petani perdesaan. Dalam pemerintahan mereka memburu rente dari penguasaan proyek pembangunan dan menggelapkan pajak. Tidak ada yang hidup layak dalam suatu negeri ketika kapitalisme menguasai pemerintahan, selain diri mereka sendiri.

Dalam medan politik, kapitalisme mengabaikan moralitas dan etis dengan mengedepankan logikanya “rasionalitas untung rugi” atau menang kalah. Sehingga segala macam cara mereka halalkan atas nama kekuasaan. Mereka tak segan-segan untuk melakukan fitnah, menebarkan kebencian, teror untuk menciptakan ketakutan. Dengan segala kekuatan uang yang mereka punya, berusaha bangun hegemoni dengan membiayai centeng politik sebagai serigala yang memerah. Keluaran dari itu untuk menciptakan persepsi publik bahwa mereka amat kuat.

Ketika ada yang berusaha melawan kapitalisme sebagian orang awam akan mengatakan,” kalian jangan memanjat hujan,”. Mereka yang ketakutan karena keseringan mendapatkan intimidasi dan perbuatan keji akan mengatakan,” melawan kapitalis itu mungkin sama dengan melawan tuhan,”. Ya, begitulah yang berlaku sekarang ini. Di bawah nuansa ketakutan orang-orang meratapi nasibnya, kemiskinannya karena takut berdiri tegak melawan kapitalisme. Sebagian yang lain menjadi pengikut setia karena tak memiliki alasan lagi setelah dijanji segepok “duit”.

Jalan Baru Kemenangan Rakyat: SMILESUKA

Perlawanan terhadap kapitalis si tukang fitnah telah ditabu. Saat ini ratusan ribu petani perdesaan sedang bergerak melawan fitnah. Dengan satu tujuan untuk memenangkan kepentingan kaum perdesaan dalam pilkada 9 Desember 2015. Persatuan kaum perdesaan golongan rakyat kecil terus memperluas dukungan menggalang front lintas desa dan mengabarkan bloking politik dengan satu semboyan: Lawan Kapitalis dan Tanah Bagi Petani Penggarap.

“Penghambaan terhadap kapitalisme harus diakhiri. Jangan biarkan mereka merampas dan merusak daerah kita,” demikian seruan M.Sofhian Mile dalam pidato politiknya yang menyala-nyala membakar semangat petani perdesaan di Kecamatan Lobu dan Nuhon. Dalam ceramahnya, M.Sofhian Mile menjelaskan, bahwa kekayaan masyarakat Kabupaten Banggai hanya berada di tangan segelintir golongan serakah. Kata dia, banyak orang ingin bertani tetapi tidak lagi memiliki tanah semua telah dikuasai oleh hanya segelintir manusia.

“mereka menguasai perkebunan besar, kuasai pompa bensin, kuasai tambang, dan ketika ada jalan rusak. Proyek mereka ambil juga. Inilah bentuk monopoli itu, kita harus lawan ini. Jangan biarkan anak cucu kita mewarisi kemiskinan karena monopoli,” tegasnya.  

Yang dilakukan oleh M.Sofhian Mile adalah apa yang disebut dengan gagasan”populisme-kerakyatan” yang diperkenalkan oleh para pendiri Bangsa, Bung Hatta, Syahrir, dan Cokroaminoto. Sebagai sebuah anti-tesis terhadap kapitalisme yang lebih mengedepankan makna penguasaan negara untuk mendistribusikan kekayaan. Di mana setiap warga negara mendapatkan kesempatan yang sama tanpa eksploitasi antar suatu bangsa maupun diantara antara sesama manusia. Pikiran-pikiran yang yang lahir dalam sejarah perjuangan kemerdekaan ini sebetulnya apa yang kita sebut sebagai tujuan bernegara.

Salah satu langkah populis yang diambil oleh M.Sofhian Mile adalah melindungi sumber daya alam dengan melakukan jedah izin konsesi penggunaan lahan skala luas. Ia juga meluaskan kesempatan kerja sebanyak 85 persen dari total pencari kerja hingga tahun 2015. Sementara bagi petani perdesaan, ia tidak hanya mengucurkan anggaran 600 juta-1 miliar ke desa. Tetapi juga melakukan redistribusi tanah (land reforme) dan planning sertifikasi lahan untuk melindungi aset petani dari serbuan kapitalis dengan satu tujuan: meningkatkan taraf hidup masyarakat perdesaan.

Kebijakan land reforme dan penguatan status tanah petani perdesaan nasibnya ditentukan pada tanggal 9 Desember 2015. M.Sofhian Mile telah menyeruhkan agar rakyat BerSatu dan bergabung dalam SMILESUKA untuk melindungi tanah-tanah petani. (tim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar