Senin, 14 September 2015

Editorial: Sofhian Mile "Ba Torney" Bergerak Efektif Bekerja Cerdas

Sofhian Mile Ba Torney, 2015
Kabar Kobar- Musim kemarau panjang yang melanda Kabupaten Banggai mengakibatkan munculnya beragam masalah kebutuhan dasar masyarakat. Beberapa wilayah seperti Pagimana, Bunta, dan Nuhon mengalami kekeringan yang parah. Desa Jaya Bakti, pemukiman padat Bajau, mengalami kekurangan air yang sungguh serius. Sementara itu, daerah pertanian sawah Toili dan Toili Barat, lahan pertanian mengalami kekeringan akibat irigasi kekurangan suplay air disertai kelangkaan pupuk.

Masalah turunan pertanian semacam ini memang sulit diprediksi, selain karena iklim tidak menentu akibat perubahan iklim, juga perubahan kebijakan tingkat nasional yang berdampak pada daerah. Seperti kasus pupuk yang menciptakan kelangkaan terhadap pasokan pupuk pertanian.

Patutlah kita berterima kasih. Tentu saja lewat tangan dingin dan kesabaran yang ikhlas, Sofhian Mile, tak kenal lelah selama lebih dari enam hari berjibaku dengan kritikan dan masukan dari petani langsung dari desa-desa yang mengalami masalah pertanian di Kecamatan Toili dan Toili Barat.

Dari dialog ke dialog dalam rangka “ba torney’ Sofhian Mile menerima banyak sekali masukan dari masyarakat berkenaan dengan masalah pertanian yang muncul di pedesaan. Setidaknya, empat masalah pertanian dan pedesaan yang mendesak di sekitar Kecamatan Toili dan Toili Barat:

Pertama, status lahan pertanian yang tidak jelas atau diperlukan perlindungan terhadap lahan-lahan pertanian yang terancam oleh alih fungsi lahan untuk perkebunan komoditas skala besar seperti sawit dan lain-lain.  

Bupati Banggai Sofhian Mile menjawab masalah ini dengan kebijakan: Jeda izin dan Pembentukan Panitia penelitian dan penyelesaian sengketa agraria di Kabupaten Banggai. Merujuk pada Surat Keputusan Bersama Empat Menteri.  

Kedua, Kelangkaan pupuk yang mengibatkan petani kesulitan mendapatkan pupuk. Masalah pupuk ini berkenaan dengan kuota yang tidak cukup.   

Bupati Banggai Sofhian Mile menjawab masalah ini dengan mengutus kepala Dinas Pertanian Haris Hakim ke tingkat provinsi untuk membicarakan kuota pupuk ini. Upaya ini berhasil, dari 1.300 ton pupuk yang dialokasikan ke Sulawesi Tengah, Kabupaten Banggai mendapatkan kuota 1000 ton. Dengan jumlah tersebut, masalah pupuk pertanian bisa segera terselesaikan.

Ketiga, pengairan yang mengalami kekeringan. Beberapa pintu irigasi mengalami masalah
akibat terjadi pendangkalan. Air tidak bisa mengaliri pintu irigasi sehingga sawah-sawah pun tidak bisa mendapatkan pasokan air.

Bupati Banggai Sofhian Mile menjawab masalah ini dengan dua pendekatan: Pertama, membicarakan kembali dengan pemerintah provinsi sebagai pemilik kewenangan urusan pengairan; kedua, mengatasi masalah mendesak dengan mengerahkan alat-alat berat untuk memperbaiki sementara tanggung irigasi yang mengalami pendangkalan.

Keempat, masalah administrasi kependudukan dan pelayanan kesehatan yang kini mendesak beberapa keluarga petani miskin. Misalnya, urusan kependudukan KTP, Kartu Keluarga, dan Akta Kelahiran Anak.

Bupati Banggai Sofhian Mile menjawab masalah ini dengan meluncurkan program pelayanan paripurna bernama: Pelayanan SATU ATAP atau disingkat SATAP. Lewat kerjasama antara dinas kesehatan, kependudukan, pendidikan dan lain-lain. Dibentuk posko pelayanan satu atap yang bekerja menyelesaikan masalah kependudukan dan pelayanan kesehatan yang mendesak. (tim)  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar