Minggu, 13 September 2015

Sofhian Mile Hadiri Konsolidasi SPBTR


Sofhian Mile menghadiri undangan Serikat Tani-Batui Toili Raya (SPBTR) dalam rangka konsolidasi bloking politik 9 Desember 2015. Kegiatan ini dihadiri 12 perwakilan Serikat Tani yang dilaksanakan di Desa Singkoyo Kecamatan Batui,12/9/2015.
Menurut Nasrun Mbau Ketua Serikat Tani Batui-Toili Raya, Sofhian Mile memiliki kesamaan pandangan dengan perjuangan kaum tani Batui-Toili, terutama soal penyelesaian konflik agraria yang telah menahun.



”Karena alasan inilah, kita perlu membangun komitmen politik yang lebih strategis, tidak hanya sekedar momentum saja,” ujarnya.  

Salah satu sikap jelas dari Sofhian Mile adalah "jeda" izin dan menghentikan perluasan perkebunan sawit. Orang nomor satu di Kabupaten Banggai tersebut menolak seluruh pengajuan izin sebagai bentuk perlindungan kaum tani.

Pertemuan ini adalah bagian dari pembangunan komitmen pernyatuan sikap politik diantara sayap organ Tani skala desa, kawasan dan wilayah. Memperkuat dan mendorong maju keberpihakan Sofhian Mile terhadap kaum tani pedesaan.

Pandangan yang sama juga diungkapkan Ketua Serikat Petani Piondo, Badaruddin, Sofhian Mile menunjukkan suatu itikad yang baik untuk menyelesaikan konflik agraria yang telah kronis di Kabupaten Banggai.

” Apa yang membedakan pak Sofhian dengan kandidat lain, jelas pada soal keberpihakan pada kaum tani,” terangnya.

Konsolidasi kaum tani Batui-Toili Raya ini adalah suatu pra kondisi menuju rapat Akbar hari tani yang rencananya akan dipusatkan di Desa Piondo. Perwakilan dari 12 serikat tani masing-masing diberikan kesempatan untuk menyampaikan masalah dan pandangannya. Hadir juga, beberapa tokoh masyarakat lintas agama yang diundang untuk berpartisipasi.

Menyelesaikan masalah petani dibutuhkan sikap konsekwen dan arif menyusun resolusi melibatkan rakyat. Fitnah yang menjejal pribadi dan jabatan Bapak Sofhian Mile tidak menyurutkan langkahnya untuk terus mengabdi pada petani dan pedesaan. Menjawab fitnah dengan kerja nyata dan terukur, serta memiliki orientasi capaian secara bertahap.

Membaur dengan masyarakat, mendatangi langsung, dan berbagai resolusi adalah metode yang terus diperkaya. Walhasil, pemahaman masyarakat Kabupaten Banggai tentang pembangunan pedesaan kian dimengerti sebagai sebuah perspektif.(tim) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar