
Sofhian Mile menghadiri undangan
Serikat Tani-Batui Toili Raya (SPBTR) dalam rangka konsolidasi bloking politik
9 Desember 2015. Kegiatan ini dihadiri 12 perwakilan Serikat Tani yang dilaksanakan
di Desa Singkoyo Kecamatan Batui,12/9/2015.
Menurut Nasrun Mbau Ketua Serikat
Tani Batui-Toili Raya, Sofhian Mile memiliki kesamaan pandangan dengan
perjuangan kaum tani Batui-Toili, terutama soal penyelesaian konflik agraria
yang telah menahun.”Karena alasan inilah, kita perlu membangun komitmen politik yang lebih strategis, tidak hanya sekedar momentum saja,” ujarnya.
Salah satu sikap jelas dari Sofhian
Mile adalah "jeda" izin dan menghentikan perluasan perkebunan sawit.
Orang nomor satu di Kabupaten Banggai tersebut menolak seluruh pengajuan izin
sebagai bentuk perlindungan kaum tani.
Pertemuan ini adalah bagian dari
pembangunan komitmen pernyatuan sikap politik diantara sayap organ Tani skala
desa, kawasan dan wilayah. Memperkuat dan mendorong maju keberpihakan Sofhian
Mile terhadap kaum tani pedesaan.
Pandangan yang sama juga diungkapkan Ketua
Serikat Petani Piondo, Badaruddin, Sofhian Mile menunjukkan suatu itikad yang
baik untuk menyelesaikan konflik agraria yang telah kronis di Kabupaten
Banggai.
” Apa yang membedakan pak Sofhian dengan
kandidat lain, jelas pada soal keberpihakan pada kaum tani,” terangnya.
Konsolidasi kaum tani Batui-Toili Raya ini
adalah suatu pra kondisi menuju rapat Akbar hari tani yang rencananya akan
dipusatkan di Desa Piondo. Perwakilan dari 12 serikat tani masing-masing diberikan
kesempatan untuk menyampaikan masalah dan pandangannya. Hadir juga, beberapa
tokoh masyarakat lintas agama yang diundang untuk berpartisipasi.
Menyelesaikan masalah petani dibutuhkan sikap
konsekwen dan arif menyusun resolusi melibatkan rakyat. Fitnah yang menjejal
pribadi dan jabatan Bapak Sofhian Mile tidak menyurutkan langkahnya untuk terus
mengabdi pada petani dan pedesaan. Menjawab fitnah dengan kerja nyata dan
terukur, serta memiliki orientasi capaian secara bertahap.
Membaur dengan masyarakat, mendatangi
langsung, dan berbagai resolusi adalah metode yang terus diperkaya. Walhasil, pemahaman masyarakat Kabupaten Banggai tentang pembangunan pedesaan kian dimengerti sebagai
sebuah perspektif.(tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar