Jumat, 11 September 2015

Sofhian Mile Gerak Cepat Atasi Problem Petani


Kabar Kobar-Aspirasi petani Toili Barat dijawab dengan gerak cepat " ba torney" oleh Sofhian Mile. Orang nomor satu di Kabupaten Banggai tersebut, mengelilingi desa dan bertemu dengan pemuka agama, tokoh pemuda, dan pengurus desa untuk mencari solusi-solusi pemecahan masalah yang sedang menimpa petani Toili.




Metode Ba Torney yang digunakan Sofhian Mile terbilang efektif. Hanya butuh waktu beberapa hari, ditemukan dua masalah umum yang langsung bisa ditangani oleh bupati; Pertama, masalah pencairan langsung dijawab dengan penyerahan alat berat untuk pembuatan cek dump sementara; kedua, masalah pupuk. Bupati Banggai tersebut langsung mengutus Kadis Pertanian ke tingkat provinsi untuk melakukan antisipasi kelangkaan pupuk.

Dalam proses diskusi dari desa ke desa, Sofhian Mile juga memberikan penjelasan mimpinya tentang gerakan Banggai cerdas. Banggai cerdas adalah suatu mimpi tentang cerita tentang masa depan anak-anak yang tumbuh sehat dan cerdas; anak-anak yang mewarisi lingkungan yang sehat; dan kesejahteraan yang cukup. Mimpi itu adalah sekelumit basis terobosan pelayanan publik yang lebih moderen oleh Sofhian Mile.

Terobosan itu dinamai pelayanan "SATU ATAP. Sebuah terobosan pelayanan publik untuk memudahkan administrasi pengurusan kependudukan, pelayanan kesehatan dan berbagai layanan lainnya. Satu Atap adalah kebijakan yang menyatukan antara 'asa, mimpi, harapan dan kenyataan".

Tanggal 11/9/2015 malam, Ba torney Sofhian Mile di Kecamatan Toili dilanjutkan dengan warga Dusun Bina Tani Desa Singkoyo. Sebuah dusun yang terletak persis di tengah-tengah konsesi perkebunan sawit perusahaan milik taipan lokal. Kehadiran Sofhian Mile disambut ratusan masyarakat tau taa yang telah menunggunya sejak magrib. Penantian terhadap Sofhian Mile ini adalah bentuk kerinduan mereka terhadap sosok yang memiliki perhatian besar dengan masalah agraria dan pedesaan.

Masyarakat mengadukan masalah listrik yang tidak kunjung mereka dapatkan serta jalan sepanjang 12 kilometer yang menjadi lalu lintas masyarakat. Kondisi desa ini terisolasi cukup lama, terutama sejak perkebunan sawit membatasi akses mereka terhadap pengembangan lahan pertanian. Sofhian Mile langsung menyahuti permintaan masyarakat dengan mengutus tim untuk menghitung kebutuhan pengadaan listrik lewat mekanisme kerjasama dengan PLN. Upaya ini adalah salah satu terobosan mempercepat aliran listrik ke desa-desa. Di penghujung acara, bupati juga menyempatkan berfoto bersama masyarakat Bina Tani.(tim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar