Jumat, 21 Agustus 2015

Memaknai Konsep Sofhian Mile: "Membangun Dari Desa dan Gerakan Banggai Cerdas"

INFO TORNEY 2015

Kabar Kobar- Kepemimpinan harus memiliki konsep yang jelas, terarah dan punya pandangan hari depan yang jelas. Kira-kira demikianlah, kalimat yang cocok untuk mengulas makna dibalik "gerakan Banggai Cerdas". Mengambil setting pembangunan dari pedesaan, lewat perspektif pemerataan pembangunan, dipahami sebagai ajang menanamkan keteladanan, bukan janji politik. Konsepsi, sekali lagi, bukan janji politik. 

Banyak kalangan menilai, terutama kaum kritikus di Kabupaten Banggai keliru memaknai lompatan perspektif "Membangun Dari Desa". Di kiranya, membangun dari desa adalah upaya untuk menyulap kondisi fisik pedesaan menjadi bangunan tembok, dan jejeran high lux dan aspal hotmix seperti di perkotaan.

Mereka lupa, bahwa desa memiliki kearifan dalam pembangunan, salah satunya gotong royong, kebersamaan dalam "totus" yang kalau ditinggalkan, akan mengubah cara hidup dan pergaulan pedesaan, dari kolektif gotong royong, menjadi orientasi individual; menjadi masyarakat yang bersifat proyek. Oleh karena orientasi mereka hanya terpaku pada fisikalisasi, dengan enteng mereka menyebarluaskan fitnah, bahwa bapak Sofhian Mile tidak melakukan pembangunan; dengan seenak perut mereka menyebarkan opini sesat ini sehingga masyarakat kehilangan hak atas akses informasi yang benar.

Gerakan Banggai Cerdas adalah tahapan lebih lanjut lanjut, pemahaman "membangun dari desa". Ia adalah suatu tingkatan yang lebih menyeluruh, dari semula sekat pembangunan unit (desa) menjadi lebih umum (kabupaten) dalam derajat dan skala prioritas berdasarkan agregasi kemajuan per wilayah.

Banyak yang bertanya, desa apa yang sudah dibangun? pertanyaan ini menggambarkan kekeliruan memaknai gerakan membangun dari desa ke dalam cara berfikir orientasi fisikalisasi. Padahal memaknai pembangunan dari desa adalah bagaimana membangun kepercayaan diri masyarakat pedesaan agar mereka mencintai desa, berproduksi, dan pemerintah wajib menekan inflasi, memberikan saran infrastruktur seperti jalan kantong produksi, pasar ikan, pasar tradisional, perbaikan gedung sekolah dan seterusnya. Agar gaya pendidikan pedesaan tidak lagi berperspektif " pergi". Ketika mereka lulus, mereka meninggalkan pedesaan dan sekaligus kampung halaman mereka. Setelah mereka sukses di Kota, mereka tidak kembali lagi.

Oleh karena itu, desa harus dijadikan sebagai sandaran masa depan, sandaran pembangunan, sebagai urat nadi kesejahteraan bersama.

Sebagaimana pembangunan gedung sekolah di Pagimana yang telah diresmikan oleh Bapak Sofhian Mile. Hal ini menjadi bukti, bahwa gerakan Banggai Cerdas adalah pembuktian bukan janji politik. Gerakan membangun dari desa dan Banggai Cerdas adalah konsepsi, bukan sekedar wacana, tetapi ia adalah dasar memulai suatu peletakan masa depan masyarakat Kabupaten Banggai yang lebih bahagia.

#Beri_bukti_bukan_janji
#Sofhian_Sukri


KOBAR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar