KabarKobar-Terdapat 291 desa dan kelurahan
di Kabupaten Banggai, separuh lebih terletak di pelosok-pelosok kampung,
pedalaman, pegunungan, dan pesisir pantai. Tantangan utama pemerintahan
Sofhian Mile adalah mengubah wajah pembangunan dan sekaligus menggedor alokasi
anggaran ke pedesaan. Mengapa alokasi anggaran? Sebab, sarana pertanian
pedesaan di Kabupaten Banggai umumnya sudah tidak layak pakai, irigasi sudah
tua, jalan kantong produksi yang kurang, dan sarana tekhnis pertanian yang
kurang bahkan tidak berfungsi dengan baik.
Perubahan 180 derajat yang memgubah logika
pembangunan pemerintahan sebelumnya. Dimana, logika dan praktik pembangunan
fokus pada wilayah perkotaan tetapi meninggalkan pedesaan. Dampaknya, Kota
Luwuk menjadi arena pelarian dan sarang kemiskinan dari tenaga-tenaga penggerak
tani di pedesaan. Akibat menghilangnya produktivitas petani, menurunnya
kualitas hidup dan rendahnya kepercayaan untuk berproduksi. Fakta itulah yang
dihadapi Sofhian Mile ketika menjabat sebagai bupati Banggai, selama kurang
lebih lima tahun.
Namun berkat kepercayaan diri, dan kemauan
yang tinggi, visi membangun dari desa terbukti, tidak saja mengubah cara
pandang pembangunan tetapi merubah asumsi pembanguan sekaligus. Pada tahun
2014, di tangan Sofhian Mile, Kabupaten Banggai berhasil menembus angka
pertumbuhan tertinggi nasional, mencapai 16,9 persen dengan tingkat inflasi
hanya 0,31 persen.
Puncaknya, pada tahun
2015 APBD Banggai mengalami kenaikan sebesar 20 persen dibanding tahun 2014.
Pendapatan daerah Kabupaten Banggai bertambah menjadi Rp 219.778.572.984 dari
penetapan APBD tahun anggaran 2014, sebesar Rp.114.487.191.976, sehingga
pendapatan tahun anggaran 2015 menjadi Rp 1.334.265.764.960. Pendapatan daerah
terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), sumber-sumber dana perimbangan dan
lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Rekor pencapaian anggaran
terlihat jelas dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banggai. Jumlah PAD
mengalami kenaikan sebesar 53 persen dari penetapan APBD tahun anggaran
2014, sebesar Rp 33.342.772.000. Dengan demikian, PAD Kabupaten Banggai Tahun
anggaran 2015 sebesar Rp 96.770.728.842. Pencapaian ini adalah hasil dari
loncatan transformasi pembangunan yang mengandalkan desa sebagai soko guru
ekonomi.
Kenaikan anggaran juga
terjadi pada sumber-sumber dana perimbangan. Dana perimbangan naik 14 persen
dari penetapan APBD tahun anggaran 2014 atau naik sebesar Rp
125.399.184.990. Sehingga pada tahun anggaran 2015 menjadi Rp
1.033.900.413.499. Sementara itu,
lain-lain pendapatan daerah yang sah, naik sebesar 43 persen dari penetapan
APBD tahun anggaran 2014 atau naik sebesar Rp. 61.036.615.994, sehingga
pada tahun anggaran 2015 jumlah lain-lain pendapatan daerah yang sah
menjadi Rp. 203.594.622.619.
Naiknya pendapatan Kabupaten Banggai juga
diikuti dengan kenaikan belanja daerah sebesar 20 persen penetapan anggaran
APBD tahun anggaran 2014 atau bertambah sebesar Rp 226.298.367.348. Dengan
demikian, belanja daerah secara keseluruhan tahun anggaran 2015 menjadi Rp.
1.360.285.559.324. Perolehan angka-angka ini menangkal isu yang berkembang
belakangan yang cenderung memfitnah dan menyebarkan informasi yang tidak benar
pada khalayak umum. Hal ini sudah cukup memberi bukti, bukan janji. Akhirnya,
pada hari ini, menutup tulisan ini tepat pada pukup 1.40 wita, tanggal
15/08/2015, saya mengucapkan selamat ulang tahun Bapak Sofhian Mile yang ke 57,
semoga panjang umur dan sehat meneruskan harapan petani pedesaan. SELAMAT!
(tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar