Pengelolaan air pada daerah yang tidak dijangkau oleh PDAM, Bupati
Banggai, HM. Sofhian Mile mengagas konsep pengelolaan air berbasis sarana kolektif.
Sebagaimana yang nampak dalam peresmian Sarana Air Bersih Desa Buon Mandiri
Kecamatan Luwuk Utara, 12 Maret 2015.
Pembangunan
sarana air bersih memang tidak mudah. Selain karena biayanya cukup besar, memastikan
sumber air yang terjangkau dan berkelanjutan juga seringkali menjadi kendala.
Pada musim kemarau seringkali sumber mata air terdekat mengalami kekeringan
sehingga diperlukan jangkauan yang lebih panjang untuk menemukan sumber mata
air yang baru.
Perubahan
rona alam dalam beberapa tahun terakhir, terutama efek dari “climate change “ atau perubahan iklim. Disadari
benar oleh HM. Sofhian Mile dibutuhkan spot tertentu yang berfungsi sebagai
daerah penyangga. Oleh karena itu, konsep pengelolaan ekonomi perdesaan penting
menaruh perhatian besar terhadap keberlangsungan ekosistem, baik itu kawasan
bakau pesisir, terumbu karang, tegakan hutan, bantaran sungai dan daerah-daerah
penyangga. Selama menjabat, hampir setiap tahun HM. Sofhian Mile menggalakan
program dan kegiatan revitalisasi kawasan penyangga dan penanaman pohon.
Apa
yang dikhawatirkan oleh HM Sofhian Mile terbukti. Saat ini musim kemarau yang
panjang tidak saja menyulitkan petani sawah yang kesulitan mengakses pengairan
sawah. Tetapi juga berdampak pada akses air bersih untuk melayani kebutuhan
sehari-hari. Banyak kawasan hutan yang dulu sanggup menyimpan air yang lebih
banyak, telah beralih fungsi menjadi perkebunan “rakus air” seperti sawit dan
daerah-daerah penambangan. Akibat dari perubahan rona alam semacam ini,
berdampak langsung pada produktivitas pertanian di perdesaan.
Sumber-sumber
air yang semestinya diolah berdasarkan cadangannya seperti air bawah tanah, air
permukaan, air angkasa secara bersamaan mengalami devisit. Curah hujan yang
rendah dengan keterbatasan penangkapan air bawah tanah dan permukaan membuat
proses kekeringan terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan. Mari jadikan,
musim kemarau kali ini sebagai sebuah proses belajar. Lebih menghargai dan
menjaga keutuhan ekosistem dari kerusakan. Menjaga lingkungan sama dengan
menyelamatkan sumber-sumber air bagi perdesaan. Satukan Sikap: Selamatkan
sumber air! (tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar