KabarKobar-
Suasana kekeringan yang melanda masyarakat Kecamatan Pagimana dan Bualemo
disaksikan langsung oleh Bupati Banggai HM. Sofhian Mile saat torney di pemukiman
transmigrasi Dusun Tiga Desa Siuna. Orang nomor satu di Kabupaten Banggai
tersebut menyeruhkan agar seluruh masyarakat menjaga lahan pertanian dan
lingkungan. Musim kemarau ini harus dijadikan sebagai pelajaran, banyak tanaman
pertanian mati dan lahan-lahan mengalami kering kerontang. Hal itu disampaikan
langsung saat dialog tatap muka, 15/10/2015.
Menurut
Sofhian Mile, musim kemarau ini adalah kenyataan dari apa yang disebut sebagia climate
change, atau perubahan iklim. Lebih lanjut, ia menyampaikan penyebab utama dari
kerusakan lingkungan karena kegiatan ekstraktif yang rakus menghancurkan
ekosistem. Kegiatan ekstraktif yang haus lahan seperti pertambangan, perkebunan
sawit, ilegal logging, menjadi sumber utama dari pada faktor perubahan cuaca ini.
Orang
nomor satu di Kabupaten Banggai tersebut, mengingatkan masyarakat bahwa inilah
pentingnya menjaga lingkungan. Karena itu, selamat menjabat, ia beri pemihakan kebijakan
dan menjaga sumber-sumber air. “Bung Kumis”, panggilan akrabnya, menegaskan,
semua orang Banggai atau Indonesia ini makan nasi” bagaimana sudah kalau petani
sawah sudah tidak bertani? tidak mungkin kita makan beras plastik,” tegasnya.
Dalam
kesempatan itu, bupati juga berharap penuh pada masyarakat agar meningkatkan
kepercayaan diri dalam bertani. Pemerintahah diakui saat tengah berjuang,
bagaimana kebijakan dapat memberi perhatian penuh pada kegiatan pertanian di
perdesaan.
“Mari kita jaga sama-sama lahan dan areal pertanian kita. Tahun 2014 kita sudah mengirim ke touna,bangkep, Gorontalo, kita sudah swasembada pangan. Tapi kena musim panas begini pasti menurun. Ya. Kita harus jaga lahan pertanian karena ini berkaitan dengan kesejahteraan kita semua,” tegasnya.
Kepala
PPL, Basir Syafei menyampaikan, sebagai masyarakat dihadapkan pada kekeringan.
Berbagai usaha telah dilakukan,” kami berharap dari dinas mendapatkan bantuan
alkon,” ujarnya. Selain itu, lebih lanjut Basir mengungkapkan, bahwa selama ini
petani masih menggunakan bibit padi lokal. “Kami minta bibit baru untuk petani,”
pintnya.
Dusun
3 Desa Siuna adalah pemukiman warga transmigrasi Bali yang berusaha tani
pertanian sawah. Bupati memfasilitasi pembangunan jembatan bentangan 12
kilometer. Dia berharap, pembangunan jembatan dikerjakan sendiri oleh
masyarakat secara swadaya. Tidak perlu diserahkan kontraktor supaya kerjasama
petani bisa lebih kuat.
Usulan
petani adalah jembatan karena jalan usaha tani sudah terbangun. Disamping itu,
juga peningkatan jalan umum. Diakhir acara, Bupati meminta masyarakat agar memupuk
kesadaran dan persatuan menjaga Kabupaten Banggai dari kerusakan dan
eksploitasi yang berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar