Sabtu, 17 Oktober 2015

Liputan Umum Torney: Terkait Kekeringan!

Sofhian Mile: Ini Adalah Dampak Dari Perubahan Iklim

KabarKobar-Beragam tanggapan yang disampaikan oleh masyarakat saat torney musim panas di Kecamatan Bualemo dan Balantak. Keluhan musim kemarau adalah tema yang paling aktual dan menjadi titik picu keluhan warga. Bupati Banggai HM.Sofhian Mile jelaskan bahwa kekeringan ini adalah dampak perubahan iklim saat dialog bersama warga DesaTrans Malik Makmur Kecamatan Bualemo.16/10/2015. 

Menurut Sofhian Mile, selama kunjungan belakangan ini banyak keluhan terkait musim kering. Banyak sumber air yang hilang bahkan tidak ditemukan lagi. Kekeringan semacam ini, lanjut Sofhian, terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia mengalami kekeringan. Ini adalah perubahan cuaca" iklim kita sudah berubah. Katanya, dulu hutan kita terjaga, sekarang sudah hutan terganggu, tidak hanya darat, laut juga dirusak, ekosistem dirusak.

"Makanya kalau kita tidak jaga sama-sama, perubahan iklim akan terjadi. Ini adalah akibat keserakahan, mengeksploitasi alam, mengambil tanpa peduli keselamatan bersama," ujarnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Banggai tersebut, menyampaikan, kerusakan lingkungan terjadi dimana-mana. "Hampir semua masyarakat yang saya kunjungi mengeluhkan kekeringan,” ujar Bupati Banggai.

Dalam dialog "bung Kumis" menyampaikan, bahwa Inilah dampak perubahan iklim itu. Sebagaimana yang sering dikampanyekan organisasi lingkungan seperti Greenpeace dan Lain-lain. Sementara itu, Masyarakat Lembah Tompotika keluhkan Jalan Usaha Tani, saluran pembuangan, dan bantuan alat pasca panen pada Bupati Banggai HM.Sofhian Mile. Hal itu disampaikan di sela-sela Dialog.

Terkait dengan alat pasca panen yang juga diminta oleh masyarakat. kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Banggai, Heni, menyampaikan, memang sudah ada bantuan pasca panen dari APBN, tetapi tahun ini belum ada pengusulan dari kelompok tani Bualemo. Hanya beberapa kelompok tani di sekitar enam kecamatan yang telah diversifikasi untuk mendapatkan alat pasca panen tersebut.

Bupati Banggai menyampaikan, pengadaan panen yang bisa atau telah ada di Kabupaten lain. Sudah barang tentu bisa diadakan juga di Kabupaten Banggai. Oleh karena itu, lanjut Sofhian Mile, petani sebaiknya mengusulkan pengadaan alat berdasarkan kelompok tani dilakukan lebih awal. Agar tahun depan kata dia, beberapa usulan masyarakat bisa segera di adakan, jika  tahun ini belum memungkinkan.

Bupati Seruhkan Persatuan

Bupati Banggai HM.Sofhian Mile menyeruhkan persatuan pada warga Desa Nipa Kalimoa untuk mengantisipasi kekeringan dan mencegah potensi konflik. Hal itu disampaikan saat torney sore ke Desa Nipa Kalimoa Kecamatan Bualemo.

Menurut Sofhian Mile petani jangan menyerah menghadapi musim kemarau. "Saya berharap petani tidak menyerah dengan musim kemarau, tetap sabar mencari solusi dan kita pemerintah akan berusaha memfasilitasi," ujarnya. Sementara itu, selain keluhan musim kemarau. Desa Nipa Kalimoa adalah transmigrasi yang didatangkan 20 tahun lalu sampai hari ini belum merasakan listrik.

" Kami harap ada penerangan dari pak bupati, listrik pak, ujar Mas Tur petani setempat.
Bupati menyampaikan, kalau bicara daya, Kabupaten Banggai sudah lebih. Yang jadi soal adalah jaringan yang domainnya PLN sebagai Badan Usaha Negara.

" Kita hanya mampu siapkan daya atau mesin, jaringan adalah kewenangan PLN. Ini problem jaringan listrik bukan daya," ujar orang nomor satu di Kabupaten Banggai tersebut. Sehingga penyelesaian listrik ini harus bekerjasama dengan PLN melalui mekanisme kerjasama operasi dalam bentuk KSO yang di bawah ke PLN Sulutenggo. " tetapi ini tidak bisa dalam satu hari, perlu waktu," tegasnya.

Bupati juga menyampaikan bahwa pemerintah sudah melakukan penambahan dana talangan untuk PDAM. Semoga dalam waktu dekat bisa beroperasi secara normal. Sementara itu, kunjungan ke Desa Sampaka Kecamatan Bualemo disambut ratusan warga setempat. Mereka antusias mendengarkan paparan bupati seputar kebijakan penyesuaian baru. Dalam pembukaan dialog, bupati menyampaikan bahwa, hari kedua torney Bualemo ini bertujuan menyerap aspirasi. Sekaligus evaluasi pelaksanaan program serta dialog pengelolaan dana desa.

Menurut kepala Desa Sampaka, keluhan warga sekarang ini adalah macetnya operasi PDAM akibat kemarau. Terdapat 8 titik pipa terbakar yang mengakibatkan suplai air terputus. Selain musim kemarau, warga setempat juga mengeluhkan jalan poros penghubung Bualemo Sampaka. Bupati mengakui hal tersebut karena telah dirasakan sendiri.

"saya membawa kepala dinas agar bisa melihat dan merasakan langsung aspirasi masyarakat. Agar perencanaan berikutnya sudah bisa kita Usulkan prioritas," ujar orang nomor satu di Kabupaten Banggai tersebut.

Dialog yang dilaksanakan dalam suhu di atas 39 derajat celcius tidak menyurutkan niat warga berdialog. Bupati sampaikan," jalan 9 kilometer Lembah Makmur- Sampaka- Bualemo ini adalah tekad saya, sebagaimana perjuangan menaikkan status jalan kepala burung," tutupnya.
Masyarakat diakhiri acara menyampaikan terima kasih atas perhatian Bupati Banggai terhadap Desa Sampaka. Dalam bulan ini, Sofhian Mile telah 2 kali mengunjungi desa ini.

Tinjau Jalan dan Sekolah

Torney ke Desa Lembah Makmur adalah rangkaian di tiga kecamatan guna menyerap aspirasi dan monitoring realisasi pembangunan dari peningkatan dana desa. Lembah Makmur, memang kategori desa transmigrasi yang mengalami tingkat pertumbuhan yang agak lambat, dibandingkan desa-desa yang lain. Hal itu disampaikan oleh Bupati Banggai dihadapan masyarakat.

Menurut Bupati Banggai HM.Sofhian Mile, Desa transmigrasi Ĺembah Makmur ini diakui belum sepenuhnya diperhatikan oleh pemerintah sejak didatangkan pada tahun 1997. Selamat 18 tahun mereka sejak didatangkan, tidak mendapatkan asuhan kebijakan yang memadai.

"sejak 18 tahun yang lalu, Lembah Makmur ini jalannya belum pernah diaspal, jalannya rusak jembatannya rusak. Ini adalah sesuatu yang memperihatinkan kita. Masyarakat di sini sudah barang tentu menderita " ujarnya.

Orang nomor satu di Kabupaten Banggai tersebut meminta pada kepala desa usulan prioritas. Termasuk usulan anggaran pada tahun 2016. Agar beberapa masalah di Desa Lembah Makmur bisa segera diselesaikan.

Selain kekurangan infrastruktur, Desa Lembah Makmur juga mengalami kekurangan guru dan penambahan ruang sekolah. Bupati meminta kepala desa berkoordinasi dengan sekretaris dinas untuk segera mengurus pembenahan sekolah dan pengadaan guru. Percepatan pembangunan perdesaan, telah mencapai 90 persen dari target yang ditentukan. Kini secara keseluruhan syarat-syarat agregasi sebagai daerah yang maju telah dibentuk sedemikian rupa melalui kebijakan perdesaan yang dinilai banyak pihak telah berhasil mengubah citra perdesaan menjadi lumbung pertumbuhan. (tim)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar