Sofhian Mile:
Ini Adalah Dampak Dari Perubahan Iklim
Menurut Sofhian Mile, selama kunjungan belakangan ini
banyak keluhan terkait musim kering. Banyak sumber air yang hilang bahkan tidak
ditemukan lagi. Kekeringan semacam ini, lanjut Sofhian, terjadi hampir di
seluruh wilayah Indonesia mengalami kekeringan. Ini adalah perubahan
cuaca" iklim kita sudah berubah. Katanya, dulu hutan kita terjaga,
sekarang sudah hutan terganggu, tidak hanya darat, laut juga dirusak, ekosistem
dirusak.
"Makanya kalau kita tidak jaga sama-sama,
perubahan iklim akan terjadi. Ini adalah akibat keserakahan, mengeksploitasi
alam, mengambil tanpa peduli keselamatan bersama," ujarnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Banggai tersebut,
menyampaikan, kerusakan lingkungan terjadi dimana-mana. "Hampir semua
masyarakat yang saya kunjungi mengeluhkan kekeringan,” ujar Bupati Banggai.
Dalam dialog "bung Kumis" menyampaikan,
bahwa Inilah dampak perubahan iklim itu. Sebagaimana yang sering dikampanyekan
organisasi lingkungan seperti Greenpeace dan Lain-lain. Sementara itu, Masyarakat
Lembah Tompotika keluhkan Jalan Usaha Tani, saluran pembuangan, dan bantuan
alat pasca panen pada Bupati Banggai HM.Sofhian Mile. Hal itu disampaikan di
sela-sela Dialog.
Terkait dengan alat pasca panen yang juga diminta oleh
masyarakat. kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Banggai,
Heni, menyampaikan, memang sudah ada bantuan pasca panen dari APBN, tetapi
tahun ini belum ada pengusulan dari kelompok tani Bualemo. Hanya beberapa
kelompok tani di sekitar enam kecamatan yang telah diversifikasi untuk
mendapatkan alat pasca panen tersebut.
Bupati Banggai menyampaikan, pengadaan panen yang bisa
atau telah ada di Kabupaten lain. Sudah barang tentu bisa diadakan juga di Kabupaten
Banggai. Oleh karena itu, lanjut Sofhian Mile, petani sebaiknya mengusulkan
pengadaan alat berdasarkan kelompok tani dilakukan lebih awal. Agar tahun depan
kata dia, beberapa usulan masyarakat bisa segera di adakan, jika tahun ini belum memungkinkan.
Bupati Seruhkan
Persatuan
Bupati Banggai HM.Sofhian Mile menyeruhkan persatuan
pada warga Desa Nipa Kalimoa untuk mengantisipasi kekeringan dan mencegah
potensi konflik. Hal itu disampaikan saat torney sore ke Desa Nipa Kalimoa
Kecamatan Bualemo.
Menurut Sofhian Mile petani jangan menyerah menghadapi
musim kemarau. "Saya berharap petani tidak menyerah dengan musim kemarau,
tetap sabar mencari solusi dan kita pemerintah akan berusaha
memfasilitasi," ujarnya. Sementara itu, selain keluhan musim kemarau. Desa
Nipa Kalimoa adalah transmigrasi yang didatangkan 20 tahun lalu sampai hari ini
belum merasakan listrik.
" Kami harap ada penerangan dari pak bupati,
listrik pak, ujar Mas Tur petani setempat.
Bupati menyampaikan, kalau bicara daya, Kabupaten
Banggai sudah lebih. Yang jadi soal adalah jaringan yang domainnya PLN sebagai
Badan Usaha Negara.
" Kita hanya mampu siapkan daya atau mesin, jaringan
adalah kewenangan PLN. Ini problem jaringan listrik bukan daya," ujar
orang nomor satu di Kabupaten Banggai tersebut. Sehingga penyelesaian listrik
ini harus bekerjasama dengan PLN melalui mekanisme kerjasama operasi dalam
bentuk KSO yang di bawah ke PLN Sulutenggo. " tetapi ini tidak bisa dalam
satu hari, perlu waktu," tegasnya.
Bupati juga menyampaikan bahwa pemerintah sudah
melakukan penambahan dana talangan untuk PDAM. Semoga dalam waktu dekat bisa
beroperasi secara normal. Sementara itu, kunjungan ke Desa Sampaka Kecamatan
Bualemo disambut ratusan warga setempat. Mereka antusias mendengarkan paparan
bupati seputar kebijakan penyesuaian baru. Dalam pembukaan dialog, bupati
menyampaikan bahwa, hari kedua torney Bualemo ini bertujuan menyerap aspirasi.
Sekaligus evaluasi pelaksanaan program serta dialog pengelolaan dana desa.
Menurut kepala Desa Sampaka, keluhan warga sekarang
ini adalah macetnya operasi PDAM akibat kemarau. Terdapat 8 titik pipa terbakar
yang mengakibatkan suplai air terputus. Selain musim kemarau, warga setempat
juga mengeluhkan jalan poros penghubung Bualemo Sampaka. Bupati mengakui hal
tersebut karena telah dirasakan sendiri.
"saya membawa kepala dinas agar bisa melihat dan
merasakan langsung aspirasi masyarakat. Agar perencanaan berikutnya sudah bisa
kita Usulkan prioritas," ujar orang nomor satu di Kabupaten Banggai
tersebut.
Dialog yang dilaksanakan dalam suhu di atas 39 derajat
celcius tidak menyurutkan niat warga berdialog. Bupati sampaikan," jalan 9
kilometer Lembah Makmur- Sampaka- Bualemo ini adalah tekad saya, sebagaimana
perjuangan menaikkan status jalan kepala burung," tutupnya.
Masyarakat diakhiri acara menyampaikan terima kasih
atas perhatian Bupati Banggai terhadap Desa Sampaka. Dalam bulan ini, Sofhian
Mile telah 2 kali mengunjungi desa ini.
Tinjau Jalan
dan Sekolah
Torney ke Desa Lembah Makmur adalah rangkaian di tiga
kecamatan guna menyerap aspirasi dan monitoring realisasi pembangunan dari
peningkatan dana desa. Lembah Makmur, memang kategori desa transmigrasi yang
mengalami tingkat pertumbuhan yang agak lambat, dibandingkan desa-desa yang
lain. Hal itu disampaikan oleh Bupati Banggai dihadapan masyarakat.
Menurut Bupati Banggai HM.Sofhian Mile, Desa
transmigrasi Ĺembah Makmur ini diakui belum sepenuhnya diperhatikan oleh pemerintah
sejak didatangkan pada tahun 1997. Selamat 18 tahun mereka sejak didatangkan,
tidak mendapatkan asuhan kebijakan yang memadai.
"sejak 18 tahun yang lalu, Lembah Makmur ini
jalannya belum pernah diaspal, jalannya rusak jembatannya rusak. Ini adalah
sesuatu yang memperihatinkan kita. Masyarakat di sini sudah barang tentu
menderita " ujarnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Banggai tersebut meminta
pada kepala desa usulan prioritas. Termasuk usulan anggaran pada tahun 2016.
Agar beberapa masalah di Desa Lembah Makmur bisa segera diselesaikan.
Selain kekurangan infrastruktur, Desa Lembah Makmur
juga mengalami kekurangan guru dan penambahan ruang sekolah. Bupati meminta
kepala desa berkoordinasi dengan sekretaris dinas untuk segera mengurus
pembenahan sekolah dan pengadaan guru. Percepatan pembangunan perdesaan, telah
mencapai 90 persen dari target yang ditentukan. Kini secara keseluruhan
syarat-syarat agregasi sebagai daerah yang maju telah dibentuk sedemikian rupa
melalui kebijakan perdesaan yang dinilai banyak pihak telah berhasil mengubah
citra perdesaan menjadi lumbung pertumbuhan. (tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar