
Menurut
HM.Sofhian Mile, dewasa ini, masalah pangan dan lahan menjadi perhatian dunia.
Tidak hanya soal ketercukupan pangan, tetapi perlindungan terhadap lahan
berkelanjutan menjadi isu yang paling disoroti secara global. Praktik alih
fungsi lahan dan perubahan tata guna lahan menjadi salah satu ancaman paling
serius. Khususnya kepentingan perluasaan produksi komoditi global seperti
perkebunan sawit dan kegiatan ekstraktif usaha kehutanan. Kabupaten Banggai,
menjadi salah satu primadona global yang disenter sebagai objek produksi
komoditas global.
“hampir setiap bulan, orang datang minta lahan
untuk perluasan perkebunan sawit, tetapi saya tidak ijinkan,” ujarnya.
Bagi HM.
Sofhian Mile, motto pembangunan dari desa harus dimaknai dalam kerangka menempatkan
sektor rill perdesaan sebagai subjek pembangunan. Seluruh kapital (modal) tetap
diperdesaan yang menjadi milik petani penggarap, maupun yang berstatus di bawah
pengusaaan negara harus dikontrol dan direncanakan pengelolannya agar mampu
menambah dan meningkatkan daya serap sektorl rill.
Kata
dia, tidak semua penduduk Kabupaten Banggai bisa ditampung oleh serapan
industri yang membutuhkan tenaga kerja terbatas dan jangka pendek. Resolusi
terhadap penyerapan tenaga kerja informal kata dia, tidak ada jalan lain selain
memacu peningkatan produksi perdesaan, melindungi arena pertanian pangan, agar
Banggai mampu menjadi daerah penghasil pangan.
Saat
ini jumlah pencari kerja lokal formal di Kabupaten Banggai sebanyak 13.958
orang. Tenaga kerja yang sudah ditempatkan pada perusahaan sebanyak 11.818
orang atau sudah terserap sebanyak 85 persen. Tenaga kerja lokal yang belum ditempatkan
pada perusahaan sebanyak 2.140 orang. Sedangkan tenaga kerja Asing di Kabupaten
Banggai sebanyak 53 orang.
Dalam
berbagai kesempatan HM.Sofhian Mile mengingatkan, bahwa konsep “Membangun Dari
Desa” berbeda makna dan pengertian dengan “Membangun Desa”. “Kita tidak sedang
mendikte orang-orang desa tentang pembangunan. Tetapi mendorong mereka
meningkatkan produksi, melindungi areal pertanian mereka, memberi sarana dan
alat-alat pertanian yang dibutuhkan agar bisa berproduksi dengan baik. Kalau
desa bisa berdaya dan menghasilkan produk domestik yang baik, dengan sendirinya
pertumbuhan ekonomi akan meningkat,” jelasnya.
Pada sisi
yang lain, kata HM.Sofhian Mile, produksi pangan adalah kebutuhan semua orang.
Lebih lanjut ia menjelaskan, tujuan utama dari kebijakan membangun dari
perdesaan, salah satunya agar pembiayaan digelontorkan ke perdesaan dan
kebijakan perlindungan diberikan pada mereka yang menghasilkan bahan pangan. “kita
tidak makan roti dan atau biji sawit, kita makan beras,” tegasnya.
Keberhasilan
pembangunan pada era HM. Sofhian Mile, tidak hanya dari sisi neraca pertumbuhan
ekonomi secara supplay and demand. Tetapi pemerintaha Banggai juga
berhasil menekan angka gini rasio (kesenjangan). Secara nasional, Kabupaten
Banggai berada di bawah, o,3 persen. Artinya tingkat pemerataan mencapai target
sesuai visi-misi 2011-2016. Dari sisi peredaran uang, pertumbuhan perbankan,
DPK dana pihak ketiga tumbuh sebesar 57 persen periode yang sama, yakni bulan Oktober
tahun 2014, dan 2015. (tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar