Selasa, 24 November 2015

HM.Sofhian Mile: “Kita Harus Lindungi Areal Produksi Pangan”

KabarKobar-Pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh Kabupaten Banggai saat ini menghasilkan modal belanja daerah (APBD) sebesar 1,5 triliun bukan tanpa resiko dan tantangan. Selain masih banyaknya petani penggarap yang kekurangan lahan pertanian. Daerah ini juga sedang disenter oleh perusahaan-perusahaan ternama atau pemilik modal yang silih berganti datang meminta lahan. Hal itu disampaikan oleh Bupati Kabupaten Banggai, HM.Sofhian Mile saat dialog dengan warga Luwuk Timur, 23/11/2015. 

Menurut HM.Sofhian Mile, dewasa ini, masalah pangan dan lahan menjadi perhatian dunia. Tidak hanya soal ketercukupan pangan, tetapi perlindungan terhadap lahan berkelanjutan menjadi isu yang paling disoroti secara global. Praktik alih fungsi lahan dan perubahan tata guna lahan menjadi salah satu ancaman paling serius. Khususnya kepentingan perluasaan produksi komoditi global seperti perkebunan sawit dan kegiatan ekstraktif usaha kehutanan. Kabupaten Banggai, menjadi salah satu primadona global yang disenter sebagai objek produksi komoditas global.

 “hampir setiap bulan, orang datang minta lahan untuk perluasan perkebunan sawit, tetapi saya tidak ijinkan,” ujarnya.

Bagi HM. Sofhian Mile, motto pembangunan dari desa harus dimaknai dalam kerangka menempatkan sektor rill perdesaan sebagai subjek pembangunan. Seluruh kapital (modal) tetap diperdesaan yang menjadi milik petani penggarap, maupun yang berstatus di bawah pengusaaan negara harus dikontrol dan direncanakan pengelolannya agar mampu menambah dan meningkatkan daya serap sektorl rill.

Kata dia, tidak semua penduduk Kabupaten Banggai bisa ditampung oleh serapan industri yang membutuhkan tenaga kerja terbatas dan jangka pendek. Resolusi terhadap penyerapan tenaga kerja informal kata dia, tidak ada jalan lain selain memacu peningkatan produksi perdesaan, melindungi arena pertanian pangan, agar Banggai mampu menjadi daerah penghasil pangan.

Saat ini jumlah pencari kerja lokal formal di Kabupaten Banggai sebanyak 13.958 orang. Tenaga kerja yang sudah ditempatkan pada perusahaan sebanyak 11.818 orang atau sudah terserap sebanyak 85 persen. Tenaga kerja lokal yang belum ditempatkan pada perusahaan sebanyak 2.140 orang. Sedangkan tenaga kerja Asing di Kabupaten Banggai sebanyak 53 orang.

Dalam berbagai kesempatan HM.Sofhian Mile mengingatkan, bahwa konsep “Membangun Dari Desa” berbeda makna dan pengertian dengan “Membangun Desa”. “Kita tidak sedang mendikte orang-orang desa tentang pembangunan. Tetapi mendorong mereka meningkatkan produksi, melindungi areal pertanian mereka, memberi sarana dan alat-alat pertanian yang dibutuhkan agar bisa berproduksi dengan baik. Kalau desa bisa berdaya dan menghasilkan produk domestik yang baik, dengan sendirinya pertumbuhan ekonomi akan meningkat,” jelasnya.

Pada sisi yang lain, kata HM.Sofhian Mile, produksi pangan adalah kebutuhan semua orang. Lebih lanjut ia menjelaskan, tujuan utama dari kebijakan membangun dari perdesaan, salah satunya agar pembiayaan digelontorkan ke perdesaan dan kebijakan perlindungan diberikan pada mereka yang menghasilkan bahan pangan. “kita tidak makan roti dan atau biji sawit, kita makan beras,” tegasnya.

Keberhasilan pembangunan pada era HM. Sofhian Mile, tidak hanya dari sisi neraca pertumbuhan ekonomi secara supplay and demand. Tetapi pemerintaha Banggai juga berhasil menekan angka gini rasio (kesenjangan). Secara nasional, Kabupaten Banggai berada di bawah, o,3 persen. Artinya tingkat pemerataan mencapai target sesuai visi-misi 2011-2016. Dari sisi peredaran uang, pertumbuhan perbankan, DPK dana pihak ketiga tumbuh sebesar 57 persen periode yang sama, yakni bulan Oktober tahun 2014, dan 2015. (tim)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar