Senin, 16 November 2015

Sofhian Mile Seruhkan Lawan Politik “double crossing”

KabarKobar-Pertama sekali dan mungkin perlu menjadi ingatan bersama. Saat kampanye yang berlangsung di Mangkio, di hadapan ratusan buruh, HM.Sofhian Mile menyampaikan bahwa ‘buruh” adalah pemimpin masa depan”. Ia dengan lantang mengatakan bahwa selama ia masih bernafas,” ia akan berjuang bersama buruh untuk melindungi hak-hak buruh,” ujarnya. Kata dia, buruh atau kaum pekerja telah cukup lama menderita dan dimarginalkan, pada mereka bersama pedagang kecil perkotaan, kaum tani perdesaan yang menggerakan ekonomi Kabupaten Banggai.


“saya perlu sampaikan pada saudara-saudara, negara ini butuh ongkos untuk membiayai pembangunan. Dari mana ongkos itu didapatkan? Ongkos itu didapatkan dari sektor penerimaan negara. Sektor penerimaan negara itu dari berbagai macam sumber, pajak, bagi hasil, dan sumber-sumber lainnya. Kalau seseorang membeli rokok di kios, sabun, dan barang-barang kebutuhannya, negara telah memotongnya sebagai pajak. Itulah penerimaan negara,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, anggaran yang dikelola oleh pemerintah daerah bersumber dari pajak yang dibayarkan oleh rakyat.” APBD itu bukan uang saya, jadi uang itu bukan untuk beli mobil pribadi. Tetapi uang itu harus dipergunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan,” tegasnya.  

Oleh karena itu, proses demokrasi kata dia, harus benar-benar dikontrol oleh masyarakat. Pilkada adalah wadah yang diberikan oleh negara agar rakyat berpartisipasi penuh. Dengan demikian, rakyat harus mendapatkan pendidikan politik yang jujur, terbuka, bermartabat agar ia bisa menentukan pilihannya.” Kalian, melalui APBD yang membiayai kepanitiaan pilkada, jadi sudah seharusnya rakyat mendapatkan edukasi politik. Bukan fitnah, dan pemutarbalikkan fakta,” terangnya.

Proses demokrasi adalah bagaimana mendorong yang tidak adil menjadi adil, yang korup menjadi tidak korup, yang tertutup menjadi terbuka. Itulah proses demokratisasi. “ tapi saya ingin bertanya pada saudara-saudara, kalau kapitalis menguasai parlemen, dan menguasai eksekutif, lalu siapa yang lagi yang mengontrol pembangunan. Apakah kapitalis akan berdiri melindungi kepentingan saudara-saudara?,” tegas Sofhian Mile.

“Malam ini saya mengajak saudara-saudara bergabunglah bersama kami, SMILE-SUKA, kita bangun Banggai ini dengan semangat persaudaraan keadilan, dan perjuangan. Perjuangan memang membutuhkan pengorbanan. Kita telah diajarkan oleh berbagai tokoh di dunia, seperti Mahatma Gandi, Jawahlal Nehru, Soekarno, dan tokoh yang berjuang untuk bangsanya,” Jelasnya.

Dalam pidato penutupnya, Sofhian Mile menyampaikan, pilkada ini adalah arena perjuangan.” Dalam politik kita bisa beraliansi taktis pada pada siapa saja, tetapi tidak untuk substansi. Apa itu substansi? Yaitu martabat rakyat, hak rakyat, dan kehidupan yang seadil-adilnya,” tegasnya.

“Saya berani mengatakan ini, dihadapan saudara-saudara karena kalian adalah saudara saya, saya adalah anak rakyat, anak seorang imam kampung. Seperti anak lainnya, saya lahir dan besar di Kota ini, mandi di kuala dan lain-lain. Jadi saya tidak ingin harkat dan martabat kita semua diinjak-injak oleh kapitalis, dihina, dan dicaci maki. Mereka mempraktikan politik warisan belanda dan Jepang, yaitu: double crossing” (adu domba), menebar kebencian dan permusuhan. Jadi bersatulah,” serunya.

Warga Mangkio berseru dan berulang kali meneriakan yel-yel nomor urut satu sebagai bentuk apresiasi terhadap pidato Politik HM.Sofhian Mile. Mereka bahkan menandu Sofhian Mile dan Sukri Djalumang, sebagai bentuk simbolisasi adat sebagai pemimpin yang didambahkan oleh rakyat.(tim)  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar