Jumat, 20 November 2015

SPBTR Bantah Dukung Kandidat Lain

KabarKobar-Serikat Petani Batui Toili Raya (SPBTR) membantah tudingan atau klaim yang menyebut mereka mendukung kandidat lain. Manuver politik yang mengarahkan klaim melalui propaganda media cetak dengan menaruh foto Ketua Serikat Petani Toili dalam dokumentasi adalah salah kaprah. Hal itu disampaikan oleh Ketua Serikat Petani Batui-Toili Raya Nasrun Mbau, dalam siaran persnya yang dikirimkan ke redaksi KobarOnline, 21/11/2015. 

Menurut Nasrun Mbau, Serikat Petani Batui-Toili Raya telah membangun kerjasama dalam bentuk kontrak Politik dengan SMILESUKA. Dalam kontrak politik itu disebutkan beberapa penegasan, misalnya pembentukan panitia penyelesaikan konflik agraria di wilayah hutan, tanah-tanah adat, redistribusi tanah bagi petani miskin penggarap, dan peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan bagi rakyat miskin.”

“Kami telah membangun kerjasama politik dengan SMILESUKA. Kontrak politik itu tidak main-main, berisi kepentingan rakyat tani. Oleh karena itu, kami seruhkan dan tegaskan, kami mendukung terbuka pasangan HM.Sofhian Mile dan Sukri Djalumang dengan tagline SMILESUKA, nomor urut 1,” tegasnya.

Lebih lanjut Nasrun Mbau mengatakan, penegasan ini penting. Kata dia, politik adalah prinsip, sekali menegaskan sikap tidak boleh sembunyi-sembunyi.” Banyak orang menggunakan kedekatan saya secara pribadi untuk dieksploitasi sebagai dukungan,’ ujarnya. Selain itu, lanjut Nasrun Mbau, manuver politik yang menggiring opini publik telah berkembang menjadi stigma untuk memutar arah gerak haluan massa yang makin deras ke kubu SMILESUKA.

“Kami yang terdiri dari 12 sayap serikat tani tegas mendukung SMILESUKA karena kesamaan pandangan. Masalah agraria bagi kami sangat prinsip, kami ingin berafiliasi politik dengan tokoh yang berani menentang perluasan sawit dan punya kerangka penyelesaian konflik agraria,” jelasnya.

Nasrun Mbau, adalah tokoh petani di dataran Toili yang berani mengungkap kasus-kasus agraria yang menjadi saudara mereka, orang Taa, petani transmigrasi sebagai korban. Pria ini adalah aktivis massa tani yang dikenal sabar dan santun. Ia juga adalah seorang imam mesjid di Desa Singkoyo Kecamatan Toili. Sampai hari ini perjuangannya untuk pengembalian tanah adat yang dijadikan konsesi HGU, tidak pernah surut. Meskipun terjal, jalan ini ia yakini sebagai kebenaran yang tidak bisa dibayarkan dengan nilai kebendaan yang lain.  

Beberapa pekan yang lalu, salah satu penyandang dana kandidat lain membangun mesjid di Singkoyo. Awalnya, pembangunan mesjid itu disepakati tidak berhubungan dengan politik. Tetapi pada saat peletakan batu pertama, tiba-tiba penyandang dana itu membawa kandidat calon Bupati Banggai. Nasrun Mbau terjebak dan dengan terpaksa mengangkat jari simbol pemenangan kandidat tertentu. Berita itu menyebarluas dengan cerita berbeda, seolah-olah menjadi dukungan petani Toili, padahal sesungguhnya sebuah kecelakaan persepsi. (tim)  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar