Kamis, 12 November 2015

Liputan Khusus: Sofhian Mile Ajak Warga Bualemo Bangkitkan Konsep Gotong Royong

KabarKobar-Kunjungan kerja Bupati Kabupaten Banggai beberapa waktu yang lalu di Desa Sampaka Kecamatan Bualemo menyisahkan kesan yang dalam bagi warga setempat. Kehadiran HM. Sofhian Mile, dalam rangka mengikuti kegiatan BBGRM (Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat) yang dipusatkan di Kecamatan Bualemo, Senin, 09 Nopember 2015.


Dalam sejarah nusantara, gotong royong sudah dipraktikan sejak dulu, oleh masyarakat bangsa Indonesia. Sebagai sebuah prinsip dalam kebudayaan, gotong royong adalah sebuah kekuatan yang dimiliki oleh rakyat Indonesia. “Kekuatan yang tumbuh sebagai sebuah budaya di tengah-tengah masyarakat. Bukan hanya sebuah slogan tapi praktek hidup yang selalu di praktekkan oleh masyarakat di berbagai pelosok bangsa ini,” ujar Sofhian Mile.

Kata dia, di perkotaan, konsep gotong royong mulai tergerus oleh praktik individualis. Dimana orang akan sibuk dengan urusan pribadinya, dan kecil sekali ruang untuk kerjasama dalam urusan publik.   

“Kita mungkin merasa bahwa di wilayah-wilayah perkotaan kehidupan gotong-royong yang selalu dikumandangkan dalam setiap upacara sudah mulai berkurang. Tetapi kehidupan gotong-royong atau hidup secara bersama-sepenanggungan di wilayah pedesaan selalu tumbuh dan berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang serba heterogen, serba beraneka ragam dan plural. Inilah sebuah budaya yang diangkat oleh para pendiri negara kita,” terang bung Kumis.

Lebih lanjut, Sofhian  mengatakan, Meskipun berbagai perbedaan ditemukan di masyarakat-beraneka ragam perbedaan. Namun gotongg royongg adalah sebuah kekuatan yang senantiasa bisa di andalkan oleh bangsa dan negara. Terutama sekali kata Sofhian, utk menciptakan keamanan dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.

Dalam sambutannya siang itu, Bupati Banggai HM.Sofhian Mile menghimbau masyarakat agar senantiasa memetik 'makna' gotongg royong, “ agar supaya kita tidak sekedar seremonial datang menghadiri upacara BBGRM,” seruhnya. Pria kelahiran Luwuk itu menekankan, agar acara BBGRM dapat dimengerti dan dipahami sebagai sebuah acuan hidup, apa yang menjadi arti gotong royong sesungguhnya. Dia menyimpulkan jika masyarakat paham makna gotong royong yang sebenarnya, kata dia, maka pastilah masyarakat akan memelihara persaudaraan sebagai forum untuk membentuk sebuah kekuatan dan saling melindungi.

“Kita jangan berkumpul dalam memperingati gotong royong kemudian masih di isi dengan sikap dan cara-cara yang dapat memecah belah di antara kita. Kita jgn menggunakan forum-forum hanya untuk menyebar fitnah. Kita jangan menggunakan forum-forum kebersamaan untuk memutarbalikkan fakta,” tegas Sofhian Mile.

Dalam akhir sambutannya, ia menyampaikan, dalam memahami makna gotong royong. Maka kehidupan yang damai dan tentram akan ditemukan dalam praktek hidup ketika bergaul secara sosial di tengah-tengah masyarakat. Ia berharapa, semua orang menjadi pioner utama dan menjadi pelaku yang mengajak semua pihak semua anggota masyarakat, dalam berbagai lapisan untuk bisa memberi makna kuat terhadap istilah gotong royong.

Kegiatan BBGRM merupakan momentum untuk mengingatkan atau menghidupkan kembali ingatan bersama tentangg arti penting gotong royong. Terutama bagi generasi penerus yang akan memikul sejarah ke depan. Perlunya menanamkan semangat gotong royong kepada generasi dini agar mereka paham arti dan makna bergotong-royong. Semangatnya harus ditanamkan sejak dini dalam proses pendidikan anak-anak proses pergaulan generasi muda agar mengerti cara bermusyawarah dalam memutuskan sesuatu. Itulah sebabnya 'semangat' gotong royong hrus digalakkan melalui kegiatan praaktek-praktik yang nyata dan bukan sekedar wacana-pembicaraan.


Tujuan lain dari kegiatan semacam BBGRM adalah untuk mmpercepat proses keseimbangan antara perkotaan dan perdesaan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan sangat membutuhkan dukungan dan partisipasi dari seluruh komponen yang ada di masyarakat. Sehingga BBGRM ini benar-benar merupakan pembangunan yang berasal dari rakyat, untuk rakyat dan dilaksanakan oleh rakyat; utamanya mereka yang domisili di wilayah perdesaan.(tim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar