Rabu, 18 November 2015

Kebenaran Cuma Satu: Ingatan Kolektif!

KabarKobar- Orang-0rang belum lupa ingatan. Mereka tahu betul, siapa yang datang dengan janji dan datang dengan panggilan jiwa. Ini seperti kejadian 1931, saat Sun Yatsen menyerahkan kekuasaan pada Panglima Perang Dinasty Qing. Sebagaimana janjinya; ia akan menyerahkan kekuasaan pada yang lain demi China yang damai. Padahal semua orang tahu Sun Yat Sen memimpin perang revolusioner mengaungkan Republik dan menggulingkan Dinasty Qing.


Ini sejarah ingatan. Politik ingatan tak bisa membendung perasaan korban yang terlukai. Mereka yang pragmatis akan tampil sebagai penikmat sedangkan pejuang akan ditaburi bunga sepanjang peradaban. Memori kolektif bergerak dalam ruang dan waktu. Ia terdiri dari kohesi kolektif. Sejarah mengkehendaki kemenangan bagi mereka sungguh berjalan dalam kebenaran.

Kans, kehormatan, dan kewibawaan bukan ‘kado ajaib”. Ia berkenaan dengan kredibilitas, pengalaman, konsistensi, dan kejujuran menegakan kebenaran. Sungguh bagi pengecut yang pragmatis lagi khianat, akan menyodorkan kebohongan publik, menebarkan rasa sakit yang mendalam. Ia sungguh berada pada barisan yang memutarbalikkan fakta.

Begitulah idiom terkenal menyatakan begini:

“Cara terbaik menutupi kesahalan adalah menyalahkan orang lain,”.

Metode ini selalu digunakan oleh mereka yang ambisius hendak merebut kuasa. Mendesain, memproduksi, dan menyebarkan fitnah menjadi kebencian kolektif sebagai seni kuasa, seni hegemonik. Bagi yang lemah jiwanya; Bagi yang tak memiliki sandaran; akan menjadi mangsa yang nikmat.

Ceritanya hendak menebarkan jebakan, dengan pertanyaan semacam ini:

” Mana itu pembangunan dari desa?”

Pertanyaan semacam ini, beraliansi dengan corong legal yang dianggap satu jurusan. Walau orang tahu, kuasa itu bukan monogenik. Tetapi heterogenik. Zamannya telah terbuka bebas, kekuatan sipil demokratik menjadi mata dan telinga yang mematikan. Setiap orang-orang desa yang mengalami peristiwa kebenaran akan berkata sebaliknya. Ia akan menyerang dengan sekali sentuhan. Dalam diam ia akan berkata: Pembangunan Dari Desa Jelas Telah terbukti:
 “sejak tahun 2010-2015, alokasi dana desa (add) meningkat secara signifikan yaitu dari 10 milyar menjadi 91,07 milyar (810,7%). sedangkan apbdesa dari 19,6 milyar menjadi 176,297 milyar pada tahun 2015 (799,47%). Bersamaan dengan itu tpapd juga meningkat dari 7 milyar pada tahun 2011 menjadi 42,048 milyar (500,69%). sehingga saat ini honor kepala desa mencapai = Rp. 2.000.000, dan ketua BPD = Rp. 1.000.000,”. 

Kalau semua fakta telah diangkat sebagai kebenaran yang mutlak. Beberapa dari mereka tersungkur di kandang penuh derita. Majikan mengejarnya dengan hutang kerja atas jasa politik yang belum terbayarkan. Siapa yang mampu bertahan akan mendapatkan prestise yang memadai. Tetapi bagi yang mentalnya berantakan akan sunyi dalam penyesalan. Memori kolektif terdiri dari ingatan yang bersumber dari: relasi, pengalaman, sentuhan peristiwan dan kebenaran-kebenaran yang diungkapkan dari corong yang otoritatif.

Kesimpulannya: Ini soal pada siapa informasi yang benar akan didapatkan. Kalau anda salah: bersiaplah jadi korban fitnah. Jalan kebenaran tinggal satu: Anda percaya pada orang-orang otoritatif atau para pemabuk tukang fitnah! Renungkanlah.(tim)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar