Ini
sejarah ingatan. Politik ingatan tak bisa membendung perasaan korban yang
terlukai. Mereka yang pragmatis akan tampil sebagai penikmat sedangkan pejuang
akan ditaburi bunga sepanjang peradaban. Memori kolektif bergerak dalam ruang
dan waktu. Ia terdiri dari kohesi kolektif. Sejarah mengkehendaki kemenangan
bagi mereka sungguh berjalan dalam kebenaran.
Kans,
kehormatan, dan kewibawaan bukan ‘kado ajaib”. Ia berkenaan dengan
kredibilitas, pengalaman, konsistensi, dan kejujuran menegakan kebenaran.
Sungguh bagi pengecut yang pragmatis lagi khianat, akan menyodorkan kebohongan
publik, menebarkan rasa sakit yang mendalam. Ia sungguh berada pada barisan
yang memutarbalikkan fakta.
Begitulah
idiom terkenal menyatakan begini:
“Cara
terbaik menutupi kesahalan adalah menyalahkan orang lain,”.
Metode
ini selalu digunakan oleh mereka yang ambisius hendak merebut kuasa. Mendesain,
memproduksi, dan menyebarkan fitnah menjadi kebencian kolektif sebagai seni
kuasa, seni hegemonik. Bagi yang lemah jiwanya; Bagi yang tak memiliki
sandaran; akan menjadi mangsa yang nikmat.
Ceritanya
hendak menebarkan jebakan, dengan pertanyaan semacam ini:
” Mana
itu pembangunan dari desa?”
Pertanyaan
semacam ini, beraliansi dengan corong legal yang dianggap satu jurusan. Walau
orang tahu, kuasa itu bukan monogenik. Tetapi heterogenik. Zamannya telah
terbuka bebas, kekuatan sipil demokratik menjadi mata dan telinga yang
mematikan. Setiap orang-orang desa yang mengalami peristiwa kebenaran akan
berkata sebaliknya. Ia akan menyerang dengan sekali sentuhan. Dalam diam ia
akan berkata: Pembangunan Dari Desa Jelas Telah terbukti:
“sejak tahun 2010-2015, alokasi dana desa (add) meningkat secara signifikan yaitu dari 10 milyar menjadi 91,07 milyar (810,7%). sedangkan apbdesa dari 19,6 milyar menjadi 176,297 milyar pada tahun 2015 (799,47%). Bersamaan dengan itu tpapd juga meningkat dari 7 milyar pada tahun 2011 menjadi 42,048 milyar (500,69%). sehingga saat ini honor kepala desa mencapai = Rp. 2.000.000, dan ketua BPD = Rp. 1.000.000,”.
Kalau semua
fakta telah diangkat sebagai kebenaran yang mutlak. Beberapa dari mereka
tersungkur di kandang penuh derita. Majikan mengejarnya dengan hutang kerja
atas jasa politik yang belum terbayarkan. Siapa yang mampu bertahan akan
mendapatkan prestise yang memadai. Tetapi bagi yang mentalnya berantakan akan
sunyi dalam penyesalan. Memori kolektif terdiri dari ingatan yang bersumber
dari: relasi, pengalaman, sentuhan peristiwan dan kebenaran-kebenaran yang
diungkapkan dari corong yang otoritatif.
Kesimpulannya:
Ini soal pada siapa informasi yang benar akan didapatkan. Kalau anda salah:
bersiaplah jadi korban fitnah. Jalan kebenaran tinggal satu: Anda percaya pada
orang-orang otoritatif atau para pemabuk tukang fitnah! Renungkanlah.(tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar