Rabu, 04 November 2015

Liputan Khusus : Solusi Kemarau, Bupati Terbitkan Dana Stimulus Bagi Petani

KabarKobar- Kurang lebih enam bulan lamanya. Setiap jengkal tanah di Kabupaten Banggai, seperti menghembuskan nafas kepanasan dan rasa haus yang berlebihan. Tentu saja orang yang paling mengeluhkan kondisi semacam ini adalah petani. Apa lacur? “ ini adalah dampak dari perubahan iklim, tidak hanya terjadi di Banggai saja, tetapi hampir seluruh Indonesia mengalaminya,” demikian kata Bupati Banggai.


Ribuan hektar sawah mengalami kekeringan. Puluhan kolometer bendungan yang terisi debu dan pasir, genangan air comberan hanya dibisa ditemukan di beberapa tempat. Salah satu alasan besar bupati melakukan kunjungan kerja adalah untuk memberikan solusi dan menyelesaikan masalah yang sedang melanda.

Karena belajar dari kemarau ini, warga Desa Sidoarjo Kecamatan Moilong usulkan pembangunan bendungan sederhana untuk mengairi sekitar 30 hektare sawah. Hal itu disampaikan oleh perwakilan petani saat dialog tatap yang berlangsung di rumah Kepala Desa, 30/10/2015. Bendungan sederhana atau waduk air permukaan memang sedang digalakkan pemerintah Kabupaten Banggai. Dalam rencana nasional, Banggai rencananya akan mendapatkan tiga paket pembangunan waduk besar.

Sementara itu, Warga Desa Sari Buana menyampaikan laporan kegagalan panen akibat kemarau panjang. Mereka mengharapkan bantuan bibit untuk masa tanam berikutnya. Hal itu disampaikan oleh tokoh masyarakat dan pemuka agama saat dialog tatap muka yang berlangsung di Balai Pertemuan Desa Sari Bhuana, Kamis, 29/10/2015.

Menurut Bupati, kemarau yang terjadi sekarang ini memang terjadi karena jadwal tanam yang bersamaan dengan rehabilitasi irigasi. Lebih lanjut Bupati menyampaikan, kerusakan lingkungan menjadi faktor berikutnya yang menyebabkan anomali dalam cuaca.

Ramalan petani soal cuaca meleset dari yang diharapkan. " ini disebut anomali cuaca atau
perubahan iklim," ujarnya.

Pemerintah Banggai Terbitkan Stimulus Bagi Petani

Merespon hal ini, Sofhian Mile membangun terobosan kebijakan dengan membuat paket stimulus melalui penambahan dana ADD yang besarannya berkisar 20 jutaan rupiah. Hal ini dimaksudkan untuk menyelesaikan kendala bagi petani pada musim tanam berikutnya.

Pemerintah Kabupaten Banggai telah memprogramkan menghadapi musim tanam berikutnya. Bupati akan mengeluarkan kebijakan penambahan add untuk alokasi bantuan persiapan masa tanam. Kebijakan ini dialokasikan melalui ADD yang dihitung berdasarkan kebutuhan setiap petani perdesaan. Hal-hal yang akan dicover dalam stimulus ini meliputi, subsidi pupuk, benih dan kebutuhan lain berdasarkan kondisi masing-masing desa.

Bersamaan dengan dana stimulus, Pemerintah Kabupaten Banggai telah dorong kebijakan pencadangan lahan melalui program verifikasi dan perlindungan lahan petani, melalui pembentukan tim penyelesaian Sengketa Agraria berdasarkan Surat Keputusan Bersama Empat Menteri tahun 2014. Hal itu disampaikan oleh Bupati Kabupaten Banggai HM.Sofhian Mile saat tatap muka dengan Warga Slamet Harjo Kecamatan Moilong, Jumat, 30/10/2015.

Menurut Bupati Banggai cadangan lahan pertanian atau budidaya dalam struktur fisik ruang Kabupaten Banggai, tinggal kurang lebih 150 ribu hektare. Jumlah luas lahan itu tidak keseluruhan dapat digunakan secara langsung untuk kegiatan pertanian.

Lebih lanjut, kata Sofhian Mile,tekanan terhadap eksistensi pertanian sedang dalam ancaman pengurangan lahan. Hal itu yang menjadi salah satu alasan mengapa dibentuknya tim verifikasi dan penelitian sengketa agraria.

Sementara itu, Ratusan Warga Desa Minahaki bersorak gembira menyambut kedatangan Bupati Kabupaten Banggai HM.Sofhian Mile. Mereka menanti harapan ini untuk menyampaikan aspirasi mereka dalam dialog dan tatap muka yang berlangsung di Desa Minahaki, Kamis, 29/10/2015.

Mereka menyampaikan keluhan pelebaran bibir sungai yang kini makin menjorok ke perkampungan warga. Selain itu, masyarakat juga mengusulkan jembatan gantung.

Sebagaimana kunjungan yang lain, bupati langsung mencatat usulan dan memerintahkan dinas terkait untuk menghitung secara teknis. Dan mengukur biaya yang diperlukan untuk pembangunan." semua usulan sudah dicatat, paling lambat minggu depan, akan turun tim untuk melakukan pengukuran," ujarnya.

Minahaki adalah desa yang dihuni warga tempatan sub etnis Taa yang memiliki ikatan sejarah panjang dengan dataran Toili. Bisa disebutkan, mereka adalah masyarakat yang telah bermukim selama ratusan tahun, mengalami perubahan tata guna lahan dan agraria sejak hadirnya perusahaan perkebunan sawit.(tim)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar