KabarKobar-
Kurang lebih enam bulan lamanya. Setiap jengkal tanah di Kabupaten Banggai, seperti
menghembuskan nafas kepanasan dan rasa haus yang berlebihan. Tentu saja orang
yang paling mengeluhkan kondisi semacam ini adalah petani. Apa lacur? “ ini
adalah dampak dari perubahan iklim, tidak hanya terjadi di Banggai saja, tetapi
hampir seluruh Indonesia mengalaminya,” demikian kata Bupati Banggai.
Ribuan
hektar sawah mengalami kekeringan. Puluhan kolometer bendungan yang terisi debu
dan pasir, genangan air comberan hanya dibisa ditemukan di beberapa tempat.
Salah satu alasan besar bupati melakukan kunjungan kerja adalah untuk
memberikan solusi dan menyelesaikan masalah yang sedang melanda.
Karena
belajar dari kemarau ini, warga Desa Sidoarjo Kecamatan Moilong usulkan
pembangunan bendungan sederhana untuk mengairi sekitar 30 hektare sawah. Hal
itu disampaikan oleh perwakilan petani saat dialog tatap yang berlangsung di
rumah Kepala Desa, 30/10/2015. Bendungan sederhana atau waduk air permukaan
memang sedang digalakkan pemerintah Kabupaten Banggai. Dalam rencana nasional,
Banggai rencananya akan mendapatkan tiga paket pembangunan waduk besar.
Sementara
itu, Warga Desa Sari Buana menyampaikan laporan kegagalan panen akibat kemarau
panjang. Mereka mengharapkan bantuan bibit untuk masa tanam berikutnya. Hal itu
disampaikan oleh tokoh masyarakat dan pemuka agama saat dialog tatap muka yang
berlangsung di Balai Pertemuan Desa Sari Bhuana, Kamis, 29/10/2015.
Menurut
Bupati, kemarau yang terjadi sekarang ini memang terjadi karena jadwal tanam
yang bersamaan dengan rehabilitasi irigasi. Lebih lanjut Bupati menyampaikan,
kerusakan lingkungan menjadi faktor berikutnya yang menyebabkan anomali dalam
cuaca.
Ramalan
petani soal cuaca meleset dari yang diharapkan. " ini disebut anomali
cuaca atau
perubahan
iklim," ujarnya.
Pemerintah Banggai Terbitkan Stimulus
Bagi Petani
Merespon
hal ini, Sofhian Mile membangun terobosan kebijakan dengan membuat paket
stimulus melalui penambahan dana ADD yang besarannya berkisar 20 jutaan rupiah.
Hal ini dimaksudkan untuk menyelesaikan kendala bagi petani pada musim tanam
berikutnya.
Pemerintah
Kabupaten Banggai telah memprogramkan menghadapi musim tanam berikutnya. Bupati
akan mengeluarkan kebijakan penambahan add untuk alokasi bantuan persiapan masa
tanam. Kebijakan ini dialokasikan melalui ADD yang dihitung berdasarkan
kebutuhan setiap petani perdesaan. Hal-hal yang akan dicover dalam stimulus ini
meliputi, subsidi pupuk, benih dan kebutuhan lain berdasarkan kondisi
masing-masing desa.
Bersamaan
dengan dana stimulus, Pemerintah Kabupaten Banggai telah dorong kebijakan
pencadangan lahan melalui program verifikasi dan perlindungan lahan petani,
melalui pembentukan tim penyelesaian Sengketa Agraria berdasarkan Surat
Keputusan Bersama Empat Menteri tahun 2014. Hal itu disampaikan oleh Bupati
Kabupaten Banggai HM.Sofhian Mile saat tatap muka dengan Warga Slamet Harjo
Kecamatan Moilong, Jumat, 30/10/2015.
Menurut Bupati Banggai cadangan lahan pertanian atau budidaya dalam struktur fisik ruang Kabupaten Banggai, tinggal kurang lebih 150 ribu hektare. Jumlah luas lahan itu tidak keseluruhan dapat digunakan secara langsung untuk kegiatan pertanian.
Lebih
lanjut, kata Sofhian Mile,tekanan terhadap eksistensi pertanian sedang dalam
ancaman pengurangan lahan. Hal itu yang menjadi salah satu alasan mengapa
dibentuknya tim verifikasi dan penelitian sengketa agraria.
Sementara
itu, Ratusan Warga Desa Minahaki bersorak gembira menyambut kedatangan Bupati
Kabupaten Banggai HM.Sofhian Mile. Mereka menanti harapan ini untuk
menyampaikan aspirasi mereka dalam dialog dan tatap muka yang berlangsung di
Desa Minahaki, Kamis, 29/10/2015.
Mereka
menyampaikan keluhan pelebaran bibir sungai yang kini makin menjorok ke
perkampungan warga. Selain itu, masyarakat juga mengusulkan jembatan gantung.
Sebagaimana
kunjungan yang lain, bupati langsung mencatat usulan dan memerintahkan dinas
terkait untuk menghitung secara teknis. Dan mengukur biaya yang diperlukan
untuk pembangunan." semua usulan sudah dicatat, paling lambat minggu
depan, akan turun tim untuk melakukan pengukuran," ujarnya.
Minahaki
adalah desa yang dihuni warga tempatan sub etnis Taa yang memiliki ikatan
sejarah panjang dengan dataran Toili. Bisa disebutkan, mereka adalah masyarakat
yang telah bermukim selama ratusan tahun, mengalami perubahan tata guna lahan
dan agraria sejak hadirnya perusahaan perkebunan sawit.(tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar